Kamis, 28 Mei 2020

Cara kerja Ultrasonic Pulse Velocity Test


Bangunan nyatanya bisa hadapi suatu kehancuran bangunan, kehancuran tersebut umumnya di awali pada retakan pada bilik/ pondasi bangunan, apabila di perkenankan dalam jangka waktu lama retakan tersebut bisa berakibat pada pondasi bangunan, sampai menimbulkan keruntuhan bangunan yang bisa menyangkut keselamatan para pengguna bangunan, buat itu perlunya dicoba perawatan/ pengecekan teratur terhadap keadaan kehancuran bangunan yang umumnya senantiasa di jalani oleh bangunan- bangunan lain buat tingkatkan keselamatan pengguna bangunan, pengecekan keadaan bangunan umumnya di jalani oleh professional engineering yang telah terbiasa dalam melaksanakan pengukuran terhadap bangunan, pengukuran di jalani dengan alat- alat spesial serta pengujian spesial yang umumnya di tahu dengan UPVT ataupun Ultrasonic Pulse Velocity Test, pengujian tersebut lah yang umumnya di pakai buat mengenali menimpa keadaan kehancuran/ retakan pada suatu bangunan.

Dalam proses pengujian Ultrasonic Pulse Velocity Test, umumnya kerap di jalani pada bangunan- bangunan yang telah

berdiri, karena pengujian tersebut bertabiat NDT( Non- destructive test) ialah pengujian yang tidak mengganggu object uji, pengujian Ultrasonic Pulse Velocity Test tersebut di seleksi karena tidak mengganggu bangunan, dan dalam pengujian UPVT memakai suatu perlengkapan spesial yang melaksanakan pengukuran mengunakan gelombang ultrasonic yang merambat lewat object padat yang dihasilkan pada perlengkapan, kemudian informasi dari hasil analisa tersebut hendak tampak pada monitor pada perlengkapan UPVT tersebut.

Persiapan pengujian

Persiapan pengujian meliputi pemantauan posisi pengujian dalam rangka melaksanakan analisa dini kehancuran yang nampak pada bangunan, pemilihan posisi uji, pembersihan posisi uji, dan perataan permukaan bidang yang di uji.

Persiapan Alat

Pengujian nyatanya di jalani dengan memakai alat- alat pengujian antara lain dibutuhkan konfigurasi dari perlengkapan UPVT serta kalibrasi perlengkapan UPVT supaya memperoleh hasil yang optimal.

Pengujian

Pengujian bisa di jalani dengan sebagian metode Semi- direct transmission, indirect transmission, Direct Transmission metode tersebut di jalani bersumber pada pemantauan/ hasil dari analisa dini yang sudah di jalani saat sebelum pengujian di jalani.

+62 813- 9929- 1909/+62 822- 5870- 6420 maupun lewat Email: sales@testindo. com

Rabu, 13 Mei 2020

memahami manfaat Assesment Bangunan

Assesment Bangunan

Masing- masing bangunan yang berdiri tampaknya memiliki sesuatu ketahanan yang kuat biar mendapatkan izin buat digunakan, buat mendapatkan informasi mengenai tenaga kuat menahan bangunan serta kualitas dari material suatu bangunan diperlukan nya sesuatu asessment dan audit struktur bangunan, kepada masing- masing bangunan yang hendak dibangun guna ataupun pada masing- masing bangunan yang sudah 5 tahun buat memperoleh Sertifikat Layak Guna( LSF), namun dalam melakukan Assesment bangunan ataupun audit bangunan pula bisa dicoba apabila bangunan hadapi kehancuran maupun berpotensi hadapi kegagalan struktur bangunan yang memunculkan kerubuhan pada bangunan, yang dapat berdampak merugikan pengguna bangunan, kehancuran tersebut biasanya terjalin akibat berbagai aspek antara lain:
  • Usia Bangunan
  • Kondisi air tanah
  • Angin
  • guncangan
  • Perencanaan pembangunan
Pada disaat bangunan hadapi gejala kehancuran berupa retakan ataupun ganguan lain nya pada bangunan, sampai pemecahan dini dalam penangkalan kehancuran dikala saat sebelum jadi meluas ialah melakukan Assesment Bangunan, dalam proses nya biar mendapatkan hasil yang optimal, dicoba dengan 3 tahap dini yakni investigasi, evaluasi dan pelaksanaan, setelah itu pengujian dalam melakukan assesment bangunan biasanya memerlukan alat- perlengkapan istimewa yang dapat mengidentifikasi kuat tekan pada beton, geometris bangunan, mengidentifikasi lebar maupun kedalaman pada retakan, serta buat mengidentifikasi diameter pada tulangan baja yang terdapat pada bangunan, alat- perlengkapan tersebut yakni:
  • schmidt rebound hammer
  • Ultrasonic Pulse Velocity
  • Theodolite
  • WaterPrass
  • Meteran
  • Microcrackmeter
  • Locator/ R- bar meter
  • Kaliper/ Jangka sorong

Tujuan 
  • tujuan pada assesment maupun audit bangunan yakni analisa terhadap
  • bangunan yang terjalin degradasi maupun bangunan baru, buat dapat melakukan pengukuran kinerja struktur bangunan mengenakan indikasi retakan pada bangunan, antara lain:
  • Melakukan Identifikasi pada faktor kehancuran bangunan maupun infrastruktur melalui analisa terhadap kehancuran menyeluruh pada bangunan.
  • Melakukan kajian pemecahan pada pembiayaan sangat efektif terhadap perbaikan bangunan yang hadapi kehancuran.
  • Melakukan analisa terhadap tingkatan keamanan pada bangunan.

Manfaat 
  • memberikan manfaat terhadap prosedur serta asesment bangunan, mengenakan pengambilan sample benda yang diuji pada posisi/ bangunan buat dicoba uji laboratorium bagaikan dasar buat melakukan evaluasi tenaga kuat bangunan.
  • analisis kemanan pada bangunan buat membenarkan tingkatan tenaga kuat pada kekerasan struktur bangunan.
  • memberikan anjuran mengenai teknis dalam perbaikan ataupun permerkuat struktur bangunan.


    SUMBER

Selasa, 12 Mei 2020

Proses dalam Vibration Monitoring


Pemantauan getaran mengenakan vibration monitoring, pada mesin putar pada industri yang bersumber pada ROI( Return On Investment) dapat dicoba dengam mudah dan jadi pemecahan dikala saat sebelum terjadinya kehancuran pada mesin industri, sebab pembiayaan melakukan vibration monitoring lebih murah dibandingkan perbaikan mesin secara keseluruhan ataupun penggantian mesin industri baru, Dalam Vibrasion Monitoring biasanya terdapat sebagian sensor antara lain:

Accelerometer

Accelerometer yakni sensor buat melakukan pengukuran getaran pada tutup ataupun cap dari bantalan.

Proximity Probe

Proximity probe sesuatu sensor yang digunakan buat melakukan pengukuran setiap hari ataupun smooth bore bearing dimana sesuatu poros dapat diperoleh buat bisa menggerakan bearing bore.

Dalam Vibration monitoring sensor tersebut dapat melakukan memonitoring pada rotating equipment pada sesuatu mesin yakni: pumps, motors, compressors, centrifuges, turbines, generators, gear boxes, fans, blowers, chillers, dll instalasi pada Vibration monitoring dengan tata cara memasangkan sensor pada critical bearing, data dari sensor tersebut hendak ditransfer pada komputer istimewa/ komputer vibration monitoring, dari data yang dihasilkan oleh sensor nantinya hendak menghasilkan tingkatan peringatan maupun tingkatan bahaya pada mesin yang lagi diuji, pada tingkatan peringatan diperlukan nya perawatan pada mesin apabila pada tingkatan berbahaya peralatan diperlukanya pengantian part dari mesin. 

Proses pengujian Lateral load test



Pada suatu bangunan perencanaan pembangunan yakni bagian berarti sebelu pembangunan dalam rencana tersebut, terdapat sesuatu perencanaan mengenai pondasi, pondasi hendak bekerja dengan baik apabila beban yang di terima oleh pondasi hendak di teruskan dari pondasi ke tanah dan tidak melebih batas kekuatan tanah, apabila melebihi batas kekuatan tanah yang di lampaui penyusutan tanah hingga perpindahan tanah terjalin hendak memunculkan kehancuran pada konstruksi yang terletak pada atas pondasi, buat itu perlunya melakukan analisa terhadap tenaga dukung lateral buat dapat mengukur defleksi yang terjalin akibat beban lateral, buat dapat melakukan analisa diperlukan nya sesuatu pengujian lateral load test yang sesuai dengan standart ASTM D3966- 07( Standard Test Methods For Deep Foundations Under Lateral Load)
Pengujian lateral yang di lakukan pada tiang pondasi dapat di lakukan dengan 2 tata metode yang biasanya di lakukan pada tiang pondasi, yakni:

  • Pile to pile mothod
Yakni sesuatu tata metode yang memakai tiang pada dekat bagaikan penahan buat dapat memberikan beban horizontal pada tiang uji.
  • Kentledge method
Yakni tata metode yang mengenakan benda mati berupa beton, dinding maupun pula benda apapun yang dapat menahan gaya literal.

Dalam pengujian Lateral load test diperlukanya alat- perlengkapan pengujian yang sesuai dengan standart pengujian serta di oprasikan oleh seorang yang telah profesional dalam pengujian, peralatan tersebut meliputi:

• Hydraulic Jack

Harus memiliki kapasitas yang sama ataupun lebih dari beban yang hendak di uji.

• Hydraulic pump

Yakni kesatuan dari peralatan hyraulic jack

• Transfer beam

Transfer beam harus memiliki tenaga kuat yang sesuai biar tidak terjalin kegagalan pengujian

• Refrence beam

Pada refrence beam harus memiliki tenaga kuat yang cukup kuat biar tidak bergerak pada pengujian

• Load cell

Peralatan yang digunakan buat dapat mengukur beban actual pada tiang uji secara akurat

• Preassure gauge

Yakni peralatan yang digunakan buat mengendalikan tekanan pada oli yang diberikan pada hyraulic pump dan hydraulic jack

• Dial gauge

Yakni sesuatu peralatan yang di pasang secara horizontal, serta di gunakan buat dapat mengukur besaran defleksi yang terdapat pada tiang kala diberikan beban lateral.

• Stell plate

Digunakan pada permukaan tiang pondasi yang tidak rata, biar tekanan pada hyraulic jack dapat tegak pada permukaan tiang.

Persiapan pengujian

• Persiapan lahan dan tiang uji serta tata metode yang hendak di gunakan dalam pengujian Lateral load test

• Dalam persiapan apabila mengenakan tata metode kentledge, sampai mempersiapkan beban- beban yang hendak digunakan semacam balok beton ataupun benda berat yang 3x lebih besar dari beban uji, apabila mengenakan pile to pile mempersiapkan 2 tiang yang hendak jadi transfer beam serta jumlah plat yang hendak digunakanuntuk mengakomodir jarak.

• Apabila cut of tingkatan terletak pada dasar evaluasi tanah, sampai dicoba nya sesuatu penggalian hingga evaluasi cut of tingkatan tiang uji.

• Sebelum pengujian di mulai, dicoba nya pengetesan pada peralatan uji dengan mengenakan beban dekat 5% dar beban uji

Prosedur Pengujian

Sehabis di lakukan nya persiapan tersebut, prosedur pada pengujian dicoba dengan pembebanan, dimana pembebanan mulai dicoba dan pembacaan dial gauges dicoba sesuai dengan standart, masing- masing pembacaan yang dicoba di catat pada form bacaan yang ada serta dilengkapi dengan bersamaan pada dan waktu secara aktual, apabila digunakan load cell sampai hasil pembacaan beban aktual load cell tercatat pula pada form yang sama ataupun terpisah, sehabis hasil tersebut telah terisi, sampai hasil pengujian dapat di serahkan pada kontraktor buat membaca hasil dari pengujian.

Syarat Pengujian

Pada pengujian tampaknya terdapat sesuatu syarat ataupun batas dalam melakukan pengujian antara lain bagaikan berikut:
1. Terjadinya kehancuran pada tiang pondasi, apabila kehancuran terjalin pembacaan dalam pengujian hendak tidak sesuai, kehancuran pada tiang pondasi berupa mencuat nya retakan pada dekat peralatan dial gauges.
2. Kehancuran pada struktur penahan ataupun beam penyangga
3. Terjadinya defleksi kelewatan hingga melebihi batas yang terlah di tentukan
4. Terjalin Force majeure